Minggu, 30 Januari 2011

6 bulan bisa beli properti kontan



APAKAH ANDA MENGALAMI SALAH SATU KONDISI INI:
+ Sedang berutang untuk membeli rumah
+ Jadi raja utang
+ Tidur dikejar utang
+ Sudah 10 tahun kerja, tapi rumah cuma satu atau bahkan belum lunas-lunas
+ Belum punya rumah minimal sejumlah anak
+ Sudah menikahi istri 10 tahun, tapi rumah baru satu
+ Usia 40, rumah cuma satu; usia 50, rumah cuma satu; usia 60, rumah cuma dua
+ Kalau pamer HP, cepatnya bukan main; tapi rumah buat anak kedua belum punya juga
+ Bertarung bertahun-tahun di kantor, jabatan naik, kartu nama tambah mentereng, bahkan sudah jadi direktur, TAPI rumah untuk anak kedua belum punya juga
+ Sedang memegangi kepala karena cicilan utang tambah bulan tambah berat
+ Pernah punya rumah tiga, tapi ludes dijual atau disita karena hasil bisnis turun
+ Punya banyak rumah, TAPI hasil dari banyak utang
+ Properti diutangkan dua kali; bukan dijadikan kontan dua kali
+ Punya satu utang yang dibayar dengan utang yang lain
+ Beli rumah dengan menggoreng rekening dan menumpuk utang
+ Punya bisnis besar, TAPI utang juga besar sehingga terasa berat
+ Terpaksa menjual properti karena butuh uang untuk berobat, menyekolahkan anak, atau bayar utang
+ Punya passive income, TAPI tidak bisa beli banyak rumah
+ "Impoten" karena baru bisa membeli rumah kalau harganya miring
+ Merasa masih muda dan mengira waktu masih panjang, tapi tanpa sadar tiba-tiba lonceng sudah berbunyi
+ Membeli rumah dengan mengandalkan duit orangtua/mertua
+ Tambah tua tambah berutan


APAKAH ANDA MENGALAMI SALAH SATU KONDISI INI:
+ Sedang berutang untuk membeli rumah
+ Jadi raja utang
+ Tidur dikejar utang
+ Sudah 10 tahun kerja, tapi rumah cuma satu atau bahkan belum lunas-lunas
+ Belum punya rumah minimal sejumlah anak
+ Sudah menikahi istri 10 tahun, tapi rumah baru satu
+ Usia 40, rumah cuma satu; usia 50, rumah cuma satu; usia 60, rumah cuma dua
+ Kalau pamer HP, cepatnya bukan main; tapi rumah buat anak kedua belum punya juga
+ Bertarung bertahun-tahun di kantor, jabatan naik, kartu nama tambah mentereng, bahkan sudah jadi direktur, TAPI rumah untuk anak kedua belum punya juga
+ Sedang memegangi kepala karena cicilan utang tambah bulan tambah berat
+ Pernah punya rumah tiga, tapi ludes dijual atau disita karena hasil bisnis turun
+ Punya banyak rumah, TAPI hasil dari banyak utang
+ Properti diutangkan dua kali; bukan dijadikan kontan dua kali
+ Punya satu utang yang dibayar dengan utang yang lain
+ Beli rumah dengan menggoreng rekening dan menumpuk utang
+ Punya bisnis besar, TAPI utang juga besar sehingga terasa berat
+ Terpaksa menjual properti karena butuh uang untuk berobat, menyekolahkan anak, atau bayar utang
+ Punya passive income, TAPI tidak bisa beli banyak rumah
+ "Impoten" karena baru bisa membeli rumah kalau harganya miring
+ Merasa masih muda dan mengira waktu masih panjang, tapi tanpa sadar tiba-tiba lonceng sudah berbunyi
+ Membeli rumah dengan mengandalkan duit orangtua/mertua
+ Tambah tua tambah berutan

Habibi Ainun



..melihat hasil pemungutan suara tersebut, di wajah mereka terlihat perasaan kecewa. Namun keheningan suasana tersebut tidak berlangsung lama, karena istri saya, Ainun bertanya. ”Selanjutnya, bagaimana sikap Bapak?” Saya dengan spontan menjawab ”Saya tidak bersedia untuk dicalonkan atau menerima pencalonan kembali sebagai Presiden”
Sebagaimana biasa, Ainun tanpa memberi reaksi. Apa yang saya katakan, ia terima dengan tulus. Pasrah pada keputusan yang saya ambil dan menganggap bahwa itulah yang terbaik bagi kami sekeluarga, membuat Ainun selalu menerima keputusan dengan tulus..

Itu salah satu penggalan tulisan Pak Habibie tentang Ibu Ainun.
Sebuah buku yang mengisahkan tentang kisah romantis sepanjang masa dari salah seorang putra terbaik yang dimiliki bangsa ini.
Buku ini mulai ditulis oleh Pak Habibie selepas kepergian Ibu Ainun tanggal 22 Mei 2010 kemarin. Diakuinya, ini salah satu terapi untuk mengatasi rasa kehilangan beliau.
Secara keseluruhan, buku ini menceritakan perjalanan hidup seorang Habibie sejak beliau mengenal Ibu Ainun. Tentang pertemuan mereka, bagaimana menjalani rumah tangga di perantauan, tentang pekerjaan dan amanah, hingga kepedihan ketika akhirnya Ibu Ainun mendahului untuk menghadap-Nya.

Di sela2 tulisan pak Habibie, kadang terselip juga tulisan Ibu Ainun tentang Habibie dalam buku ”Setengah Abad Prof. Dr. –Ing BJ. Habibie, Kesan dan Kenangan” karya A. Makmur Makka (1986). Sehingga tidak hanya opini pak Habibie tentang Ibu Ainun saja yang disajikan, namun ada pula curhat2 Ibu Ainun ketika mendampingi beliau.

Bapak Habibie ternyata tidak bisa melepaskan latar belakang beliau sebagai seorang Engineer ketika menuliskan buku ini. Di beberapa bagian, beliau menuliskan cerita tentang pekerjaan beliau selama menjadi ahli konstruksi gerbong kereta api selama di Jerman. Begitu pula ketika mendapat tawaran mendesain pesawat terbang. Proses penerapan teori ke dalam kerangka fisik yang akan di desain. Beliau menuliskan dengan sangat detail, hingga sampai ke penjelasan matematisnya. Sy sampai berpikir bahwa mungkin buku ini juga bisa dijadikan buku panduan bagi teman2 yg kuliah di jurusan Teknik Sipil atau Mesin, hehe…

Di bagian lain beliau juga menuliskan ketika di Jerman beliau dihadapkan dengan berbagai tawaran pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya dan berbenturan dengan idealismenya untuk kembali pulang dan membangun negeri Indonesia tercinta.
Pun ketika beliau akhirnya menjabat sebagai Menteri Ahli Riset dan Teknologi di Kabinet Pembangunan VII. Bagaimana beliau mencurahkan seluruh ilmu dan pengetahuan dalam mempersiapkan kader bangsa yang akan melanjutkan pembangunan di bidang teknologi.
Atau cerita menarik tentang terbentuknya ICMI dan program-program lain yang menyusulinya, yang ternyata bertujuan sangat mulia –menyelaraskan Iptek dan Imtaq.
Banyak hal-hal baru yang kita temui dalam setiap cerita ini, ditambah dengan gaya penulisan beliau yang menceritakan sampai ke hal-hal kecil. Memikat…

Dari cerita-cerita itu dan ada beberapa cerita yang lain, sekilas tampak tidak ada hubungannya dengan judul buku. Sepertinya ini tidak melulu cerita tentang ia dan Ainun. Di awal sy sempat berpikir seperti itu. Tapi ternyata ketika dicermati, ia justru hampir selalu menyebut Ainun di setiap bagiannya. ”Senyumnya selalu meneduhkan dan mengilhami saya, dan selalu kurindukan sepanjang masa”. Kata-kata ini berulang kali dituliskan pak Habibie di beberapa lembaran buku ini. Terlihat betapa Habibie sangat mengagumi Ainun.

Inspiring..
Satu cerita yang dapat menjadi pelajaran dari seorang Ainun adalah bagaimana Ibu Ainun rela melepaskan profesionalismenya sebagai seorang Dokter, memutuskan untuk tidak bekerja dan fokus mengurus suami dan kedua anaknya. Digambarkan pula di buku ini, betapa Ibu Ainun sangat berpeluang untuk terus melanjutkan pendidikan dan karirnya, namun memilih untuk tetap mempersilakan suaminya berada di depan.
Akan tetapi, walaupun tidak bekerja secara profesional, Ibu Ainun tetap berusaha untuk mensejajarkan dirinya dengan sang suami secara intelektualitas. Beliau sadar, suaminya dengan ilmu dan kecekatan yg dimilikinya, akan terus melesat. Jika ia tidak berusaha menyamakan langkah, ia akan tertinggal. Dan itulah yg dilakukan oleh Ibu Ainun.

Di belakang Lelaki Hebat ada seorang Perempuan Hebat
Habibie selalu mengatakan ini dalam setiap pidato dan presentasinya, khususnya ketika beliau menjabat sebagai ketua ICMI. Ia sangat mengakui, kemampuannya menjalani pekerjaan dan amanah lain yang diembannya tidak dapat dipisahkan dari peranan sang istri.
Makanya, semasa hidupnya, baik ketika sudah menjadi pejabat tinggi negara ataupun sebelumnya, kapanpun dan dalam kesempatan apapun, Ibu Ainun tampak selalu hadir mendampingi Habibie. Ia selalu ada diantara penonton dan hadirin yang mengikiti pidato dan presentasinya. *sepertinya pak habibie tidak pede kalo ibu ainun tidak ikut* :-D
Ini juga menjadi sebuah motivasi buat kita para perempuan, untuk selalu menjadi wanita yang baik akhlaknya.

Dan akhirnya…
Habibie-Ainun hanyalah sepasang manusia biasa yg dibatasi oleh takdir usia. Dan ketika Habibie bersedih ketika ditinggal oleh Ibu Ainun, bukankah hal itu amat sangat wajar untuk dimaklumi?
Mungkin buku ini ditulis sekedar mengobati kerinduan seorang suami yg ditinggal belahan jiwanya. Tapi diluar itu, buku ini juga menyelipkan sebuah pesan tentang kesetiaan, ketulusan, dan indahnya sebuah perasaan cinta yang berada dalam naungan Ridha-Nya.

Pelajaran dan hikmah bisa kita dapatkan dari mana saja, mungkin termasuk dari buku ini. Selamat membaca ^_^


..melihat hasil pemungutan suara tersebut, di wajah mereka terlihat perasaan kecewa. Namun keheningan suasana tersebut tidak berlangsung lama, karena istri saya, Ainun bertanya. ”Selanjutnya, bagaimana sikap Bapak?” Saya dengan spontan menjawab ”Saya tidak bersedia untuk dicalonkan atau menerima pencalonan kembali sebagai Presiden”
Sebagaimana biasa, Ainun tanpa memberi reaksi. Apa yang saya katakan, ia terima dengan tulus. Pasrah pada keputusan yang saya ambil dan menganggap bahwa itulah yang terbaik bagi kami sekeluarga, membuat Ainun selalu menerima keputusan dengan tulus..

Itu salah satu penggalan tulisan Pak Habibie tentang Ibu Ainun.
Sebuah buku yang mengisahkan tentang kisah romantis sepanjang masa dari salah seorang putra terbaik yang dimiliki bangsa ini.
Buku ini mulai ditulis oleh Pak Habibie selepas kepergian Ibu Ainun tanggal 22 Mei 2010 kemarin. Diakuinya, ini salah satu terapi untuk mengatasi rasa kehilangan beliau.
Secara keseluruhan, buku ini menceritakan perjalanan hidup seorang Habibie sejak beliau mengenal Ibu Ainun. Tentang pertemuan mereka, bagaimana menjalani rumah tangga di perantauan, tentang pekerjaan dan amanah, hingga kepedihan ketika akhirnya Ibu Ainun mendahului untuk menghadap-Nya.

Di sela2 tulisan pak Habibie, kadang terselip juga tulisan Ibu Ainun tentang Habibie dalam buku ”Setengah Abad Prof. Dr. –Ing BJ. Habibie, Kesan dan Kenangan” karya A. Makmur Makka (1986). Sehingga tidak hanya opini pak Habibie tentang Ibu Ainun saja yang disajikan, namun ada pula curhat2 Ibu Ainun ketika mendampingi beliau.

Bapak Habibie ternyata tidak bisa melepaskan latar belakang beliau sebagai seorang Engineer ketika menuliskan buku ini. Di beberapa bagian, beliau menuliskan cerita tentang pekerjaan beliau selama menjadi ahli konstruksi gerbong kereta api selama di Jerman. Begitu pula ketika mendapat tawaran mendesain pesawat terbang. Proses penerapan teori ke dalam kerangka fisik yang akan di desain. Beliau menuliskan dengan sangat detail, hingga sampai ke penjelasan matematisnya. Sy sampai berpikir bahwa mungkin buku ini juga bisa dijadikan buku panduan bagi teman2 yg kuliah di jurusan Teknik Sipil atau Mesin, hehe…

Di bagian lain beliau juga menuliskan ketika di Jerman beliau dihadapkan dengan berbagai tawaran pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya dan berbenturan dengan idealismenya untuk kembali pulang dan membangun negeri Indonesia tercinta.
Pun ketika beliau akhirnya menjabat sebagai Menteri Ahli Riset dan Teknologi di Kabinet Pembangunan VII. Bagaimana beliau mencurahkan seluruh ilmu dan pengetahuan dalam mempersiapkan kader bangsa yang akan melanjutkan pembangunan di bidang teknologi.
Atau cerita menarik tentang terbentuknya ICMI dan program-program lain yang menyusulinya, yang ternyata bertujuan sangat mulia –menyelaraskan Iptek dan Imtaq.
Banyak hal-hal baru yang kita temui dalam setiap cerita ini, ditambah dengan gaya penulisan beliau yang menceritakan sampai ke hal-hal kecil. Memikat…

Dari cerita-cerita itu dan ada beberapa cerita yang lain, sekilas tampak tidak ada hubungannya dengan judul buku. Sepertinya ini tidak melulu cerita tentang ia dan Ainun. Di awal sy sempat berpikir seperti itu. Tapi ternyata ketika dicermati, ia justru hampir selalu menyebut Ainun di setiap bagiannya. ”Senyumnya selalu meneduhkan dan mengilhami saya, dan selalu kurindukan sepanjang masa”. Kata-kata ini berulang kali dituliskan pak Habibie di beberapa lembaran buku ini. Terlihat betapa Habibie sangat mengagumi Ainun.

Inspiring..
Satu cerita yang dapat menjadi pelajaran dari seorang Ainun adalah bagaimana Ibu Ainun rela melepaskan profesionalismenya sebagai seorang Dokter, memutuskan untuk tidak bekerja dan fokus mengurus suami dan kedua anaknya. Digambarkan pula di buku ini, betapa Ibu Ainun sangat berpeluang untuk terus melanjutkan pendidikan dan karirnya, namun memilih untuk tetap mempersilakan suaminya berada di depan.
Akan tetapi, walaupun tidak bekerja secara profesional, Ibu Ainun tetap berusaha untuk mensejajarkan dirinya dengan sang suami secara intelektualitas. Beliau sadar, suaminya dengan ilmu dan kecekatan yg dimilikinya, akan terus melesat. Jika ia tidak berusaha menyamakan langkah, ia akan tertinggal. Dan itulah yg dilakukan oleh Ibu Ainun.

Di belakang Lelaki Hebat ada seorang Perempuan Hebat
Habibie selalu mengatakan ini dalam setiap pidato dan presentasinya, khususnya ketika beliau menjabat sebagai ketua ICMI. Ia sangat mengakui, kemampuannya menjalani pekerjaan dan amanah lain yang diembannya tidak dapat dipisahkan dari peranan sang istri.
Makanya, semasa hidupnya, baik ketika sudah menjadi pejabat tinggi negara ataupun sebelumnya, kapanpun dan dalam kesempatan apapun, Ibu Ainun tampak selalu hadir mendampingi Habibie. Ia selalu ada diantara penonton dan hadirin yang mengikiti pidato dan presentasinya. *sepertinya pak habibie tidak pede kalo ibu ainun tidak ikut* :-D
Ini juga menjadi sebuah motivasi buat kita para perempuan, untuk selalu menjadi wanita yang baik akhlaknya.

Dan akhirnya…
Habibie-Ainun hanyalah sepasang manusia biasa yg dibatasi oleh takdir usia. Dan ketika Habibie bersedih ketika ditinggal oleh Ibu Ainun, bukankah hal itu amat sangat wajar untuk dimaklumi?
Mungkin buku ini ditulis sekedar mengobati kerinduan seorang suami yg ditinggal belahan jiwanya. Tapi diluar itu, buku ini juga menyelipkan sebuah pesan tentang kesetiaan, ketulusan, dan indahnya sebuah perasaan cinta yang berada dalam naungan Ridha-Nya.

Pelajaran dan hikmah bisa kita dapatkan dari mana saja, mungkin termasuk dari buku ini. Selamat membaca ^_^

Mihrab Cinta



Ringkasan Buku Dalam Mihrab Cinta

Siang itu pesantren Al-furqon yang terletak di daerah Pagu, kediri, Jawa Timur Jeger. Pengurus bagian keamanan menyeret seorang santri yang diyakini mencuri. Beberapa orang santri terus menghajar santri berambut gondrong itu. Santri itu mengadu dan meminta ampun.
"Ampun, tolong jangan pukul saya. Saya tidak mencuri!" teriak seorang santri berkopiah hitam dengan wajah sangat geram.
"Ayo mengaku. Kalau tidak aku pecahkan kepalamu!" teriak seorang santri berkopiah hitam dengan wajah sangat geram.
"Sungguh bukan saya pelakunya." si rambut gondrong itu tetap tidak mau mengaku. Serta merta 2 bogem melayang ke wajahnya.
"Nih rasain pencuri!" teriak ketua bagian keamanan yang turut melayangkan pukulan. Si Rambut Gondrong mengaduh lalau pingsan. Menjelang Ashar, si Rambut gondrong siuman. Ia dikunci di gudang pesantren yang dijaga beberapa santri. Ke dua tangan dan kakinya terikat. air matanya meleleh. ia meratapi nasibnya. seluruh tubuhnya sakit. Ia merasa kematian berada di depan mata. di luar gudang para santri ramai berkumpul. mereka meneriakan kemarahan dan kegeraman.
"Maling jangan diberi ampun!"
"Hajar saja maling gondrong itu sampai mampus!"
"Wong maling kok ngaku-ngaku santri. ini kurang ajar. tidak bisa diampuni!"
ia menangis mendengar itu semua. 10 menit kemudian pintu gudang terbuka. ia sangat ketakutan.
tanpa ia sadari, ia kencing dicelana karena saking takutnya.
para santri yang didera kemarahan meluap hendak menerobos masuk. Tapi lurah pondok menahan mereka dengan sekuat tenaga. Pak Kiai, pengasuh pesantren masuk dengan wajah dingin.


Ringkasan Buku Dalam Mihrab Cinta

Siang itu pesantren Al-furqon yang terletak di daerah Pagu, kediri, Jawa Timur Jeger. Pengurus bagian keamanan menyeret seorang santri yang diyakini mencuri. Beberapa orang santri terus menghajar santri berambut gondrong itu. Santri itu mengadu dan meminta ampun.
"Ampun, tolong jangan pukul saya. Saya tidak mencuri!" teriak seorang santri berkopiah hitam dengan wajah sangat geram.
"Ayo mengaku. Kalau tidak aku pecahkan kepalamu!" teriak seorang santri berkopiah hitam dengan wajah sangat geram.
"Sungguh bukan saya pelakunya." si rambut gondrong itu tetap tidak mau mengaku. Serta merta 2 bogem melayang ke wajahnya.
"Nih rasain pencuri!" teriak ketua bagian keamanan yang turut melayangkan pukulan. Si Rambut Gondrong mengaduh lalau pingsan. Menjelang Ashar, si Rambut gondrong siuman. Ia dikunci di gudang pesantren yang dijaga beberapa santri. Ke dua tangan dan kakinya terikat. air matanya meleleh. ia meratapi nasibnya. seluruh tubuhnya sakit. Ia merasa kematian berada di depan mata. di luar gudang para santri ramai berkumpul. mereka meneriakan kemarahan dan kegeraman.
"Maling jangan diberi ampun!"
"Hajar saja maling gondrong itu sampai mampus!"
"Wong maling kok ngaku-ngaku santri. ini kurang ajar. tidak bisa diampuni!"
ia menangis mendengar itu semua. 10 menit kemudian pintu gudang terbuka. ia sangat ketakutan.
tanpa ia sadari, ia kencing dicelana karena saking takutnya.
para santri yang didera kemarahan meluap hendak menerobos masuk. Tapi lurah pondok menahan mereka dengan sekuat tenaga. Pak Kiai, pengasuh pesantren masuk dengan wajah dingin.

7 Keajaiban Rezeki


Bagaimana…
- mengasah otak kanan, kreativitas, imajinasi, dan intuisi
- mengambil keputusan 1.000 kali lebih cepat, dengan otak kanan
- mengendalikan Law of Attraction dan nasib, dengan otak kanan
- melipatgandakan pengaruh dan go national 10 tahun lebih awal
- menjual lebih banyak, lebih cepat, dan lebih mahal
- memahami 19 amal yang melipatgandakan rezeki
- menguasai pintu-pintu rezeki, dengan otak kanan

Dengan segala kerendahan hati saya sampaikan, buku ini tidak mengupas tentang ’kesuksesan’, melainkan tentang ’mempercepat kesuksesan’. Istilahnya, percepatan-percepatan, lompatan-lompatan, atau keajaibankeajaiban. Di antara belasan buku saya (yang selama ini sudah dibaca jutaan orang di dalam dan luar negeri), saya pribadi menganggap buku 7 Keajaiban Rezeki ini adalah masterpiece saya. Karena, selain orisinil, materi buku ini juga telah saya uji pada diri saya dan ribuan orang selama 10 tahun terakhir. Di buku ini juga disisipkan CD bonus berdurasi 3 jam, memuat sharing dari tokoh-tokoh, seperti Hendy Setiono (Kebab Turki), Roni Yuzirman (TDA), Tom Mc Ifle (Master Coach), dll. Sharing langsung dari mereka! Tentang apa? Yah, bagaimana mereka membuktikan keajaiban-keajaiban itu dalam bisnis dan kehidupan mereka. Nyata! Makanya, khusus untuk buku ini, saya pun berani menjanjikan 100% money-back guarantee, tanpa pertanyaan apapun! Yap, satu-satunya buku di Indonesia dengan garansi begini. Selamat mencoba dan nantikan keajaiban! Sip?

Bagaimana…
- mengasah otak kanan, kreativitas, imajinasi, dan intuisi
- mengambil keputusan 1.000 kali lebih cepat, dengan otak kanan
- mengendalikan Law of Attraction dan nasib, dengan otak kanan
- melipatgandakan pengaruh dan go national 10 tahun lebih awal
- menjual lebih banyak, lebih cepat, dan lebih mahal
- memahami 19 amal yang melipatgandakan rezeki
- menguasai pintu-pintu rezeki, dengan otak kanan

Dengan segala kerendahan hati saya sampaikan, buku ini tidak mengupas tentang ’kesuksesan’, melainkan tentang ’mempercepat kesuksesan’. Istilahnya, percepatan-percepatan, lompatan-lompatan, atau keajaibankeajaiban. Di antara belasan buku saya (yang selama ini sudah dibaca jutaan orang di dalam dan luar negeri), saya pribadi menganggap buku 7 Keajaiban Rezeki ini adalah masterpiece saya. Karena, selain orisinil, materi buku ini juga telah saya uji pada diri saya dan ribuan orang selama 10 tahun terakhir. Di buku ini juga disisipkan CD bonus berdurasi 3 jam, memuat sharing dari tokoh-tokoh, seperti Hendy Setiono (Kebab Turki), Roni Yuzirman (TDA), Tom Mc Ifle (Master Coach), dll. Sharing langsung dari mereka! Tentang apa? Yah, bagaimana mereka membuktikan keajaiban-keajaiban itu dalam bisnis dan kehidupan mereka. Nyata! Makanya, khusus untuk buku ini, saya pun berani menjanjikan 100% money-back guarantee, tanpa pertanyaan apapun! Yap, satu-satunya buku di Indonesia dengan garansi begini. Selamat mencoba dan nantikan keajaiban! Sip?
 

About

Site Info

Best seller Copyright © 2009 Community is Designed by Bie Converted To Community Galleria by Cool Tricks N Tips